tanah di kupang yang tandus |
Perjalanan dari Kupang menuju Baumata—sebuah daerah mata air di Timor—pada musim kering, menawarkan pengalaman unik. Ketika masih di sekitar Kupang, pemandangan menyuguhkan pohon-pohon kering dan tanah tandus. Namun,...
ketika mulai memasuki daerah Baumata, kita melihat pohon-pohon yang permai dan menghijau. Mata air di Baumata menjaga pohon-pohon di situ tetap segar, bahkan pada musim kering.
ketika mulai memasuki daerah Baumata, kita melihat pohon-pohon yang permai dan menghijau. Mata air di Baumata menjaga pohon-pohon di situ tetap segar, bahkan pada musim kering.
Bacaan firman hari ini membandingkan kehidupan dua kelompok orang. Kelompok pertama, orang yang mau hidup sejalan dengan nasihat firman Tuhan. Dan tinggal di situ. Artinya, tak henti-hentinya ia mau menerima dan mempelajari firman Tuhan (ayat 3). Itu sebabnya ia mampu bertahan dalam segala situasi sebab ia “berakar” kuat dalam Tuhan. Tak hanya itu, keberpautannya dengan firman Tuhan membuat hidupnya berbuah. Kelompok kedua adalah orang yang tidak punya firman di hatinya, hingga dosa mudah menjerat hidupnya. Dan sungguh ngeri ketika dikatakan bahwa orang semacam ini akan seperti “sekam yang ditiup angin”; hidupnya terbuang sia-sia.
Siapa tak ingin berhasil bertahan menghadapi segala keadaan, dan berbuah di hidupnya? Dengan kemampuan serta standarnya, manusia tak mungkin mempertahankan hidupnya berkenan kepada Tuhan...
Untuk itu, firman-Nya mengingatkan kita lagi untuk tak kendur merenungkan firman (ayat 2). Ketika pikiran dan hati terus berisi perenungan akan firman-Nya, kita akan berakar dalam Dia yang selalu memberi kekuatan. Langkah praktisnya, kita perlu sengaja memberi waktu setiap hari untuk berwaktu teduh atau membaca Alkitab secara teratur—. Renungan ini ditulis oleh Alison Subiantoro - Yayasan Gloria
Untuk itu, firman-Nya mengingatkan kita lagi untuk tak kendur merenungkan firman (ayat 2). Ketika pikiran dan hati terus berisi perenungan akan firman-Nya, kita akan berakar dalam Dia yang selalu memberi kekuatan. Langkah praktisnya, kita perlu sengaja memberi waktu setiap hari untuk berwaktu teduh atau membaca Alkitab secara teratur—. Renungan ini ditulis oleh Alison Subiantoro - Yayasan Gloria
jalanan di Baumata yang Hijau |
--> sebuah perenungan adalah bisakah kita terus meneruskan membiasakan diri menempatkan akar-akar pohon kehidupan kita didekat aliran air yaitu firman Tuhan, banyak hal yang membuat tanah disekitar kita erosi dan rusak, mulai dari samapah-sampah kehidupan yang mencemari air yang bersih, kekawatiran hidup yang membakar hijau dedaunan di musim kemarau yang panas, atau masalah yang datang silih berganti bagaikan banjir yang berulang kali menerjang dan membuat akar pohon kita mulai terkikis dan kita mulai berpikir untuk berhenti saja.. berhenti saja membaca firman Tuhan, berhenti saja menjadi orang yang menjaga integritas, kita mulai berfikir tidak apa-apa aku pindah ke dalam pot yang mewah dan tumbuh subur dengan perawatan no 1 di sebuah taman mewah walau disitu mungkin aku tidak bisa menjaga integritasku...
tapi semua ini membawa kesombongan dan membuat kita sama menjadi farisi baru yang bangga akan ketekunanya melakukan perintah-perintah... , maafkan aku Bapa, ajar aku seperti di Renungan hari ini.. kembali memprioritaskan Engkau dalam hidupku.. menjadikanmu Tiang Awan dan Tiang Api dalam perjalanan padang gurun ini... AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar