7.6.12

1000 hari INDONESIA PRIMA ( gerakan gizi ) part 1

Sebenarnya gerakan ini sudah dilakukan dari jauh-jauh hari sejak awal 2011 . dan gerakan semacam ini sudah lama dilakukan  di luar negeri sana dan beberapa lembaga  yang bergerak di bidang gizi juga sudah berupaya untuk melakukan gerakan ini. 


 Mengapa disebut gerakan 1000 hari ? kuncinya yang dimaksud dengan 100 hari adalah terhitung mulai anak masih dalam kandungan ibunya hingga berusia 2 tahun, mungkin tidak persis sama setiap anak, namun rata rata seperti contoh berikut :

  • saat masih dalam kandungan ibu yaitu 280 hari
  • saat bayi berusia 0-6 bulan = 180 hari
  • saat bayi berusia 6-8 bulan = 60 hari
  • saat bayi berusia 8-12 bulan = 120 hari
  • saat usia 12-24 bulan = 360 hari
Jadi Total 1000 hari ,sudah paham kan rekan rekan , oke berikut penggalan PREAMBULE ( dasar pemikiran ) mengapa gerakan ini menjadi sebuah gerakan penting bagi Generasi Masa Depan Indonesia

Sesungguhnya aset paling berharga milik bangsa Indonesia adalah
sumber daya manusia  yang besar.  Dengan  populasi  sebesar 237 juta jiwa, bangsa Indonesia  seharusnya  menatap masa depan dengan sangat optimis, khususnya, bila seluruh warga negara telah menjadi Manusia Indonesia Prima, antara lain ditandai oleh sehat, cerdas dan produktif. 

Warga yang sehat antara lain  ditunjukkan oleh  daya tahan tubuh yang baik, tidak sering sakit, dan mampu bergaul di masyarakat sesuai normal sosial yang dianut.  Cerdas ditunjukkan oleh
kemampuan menyerap ilmu pengetahuan secara baik dan menerapkannya untuk keperluan diri sendiri, keluarga dan masyarakat.  Produktif adalah kemampuan bekerja secara baik 
untuk menghasilkan barang atau jasa yang bernilai ekonomis guna mencukupi kebutuhan hidup baik untuk diri sendiri maupun keluarga. 

Dukungan  faktor gizi  memungkinkan  penyelenggaraan  negara berlangsung secara  efisien. Asupan gizi yang tepat  membentuk daya tahan fisik  sehingga warga dapat membentengi dirinya  dari berbagai  penyakit  yang  harus diobati dengan biaya mahal. Manusia Indonesia Prima pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas  sehingga bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia di semua bidang terutama ekonomi, pendidikan, iptek, budaya, 
olah raga, pertahanan dan keamanan.

Pentingnya faktor gizi membuat upaya perbaikan gizi masyarakat
perlu dilakukan secara terus menerus dengan berbagai pendekatan yang semakin inovatif. 
Sejauh  ini bangsa Indonesia  telah  meraih  sejumlah  kemajuan dalam perbaikan gizi  masyarakat, namun masih ada  sejumlah
masalah gizi dan tantangan  yang mesti  dihadapi secara  serius. 


Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan
turunnya prevalensi anak balita (bawah lima tahun) yang berstatus
kurang gizi dari 31% di tahun 1990 menjadi 17,9% di tahun 2010.
temuan memprihatinkan banyaknya balita pendek  (35,6%)  dan kurus (13,3%).

 Banyaknya tantangan yang dihadapi bangsa ini terkait dengan
masalah gizi sangat erat hubungannya dengan faktor pengetahuan, sikap dan perilaku.  Hasil penelitian  Balitbangkes tahun 2009 memperlihatkan  bahwa pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang dan manfaatnya masih rendah.


Di  sisi lain, di  beberapa  wilayah  masih  berkembang mitos  atau
pengetahuan yang salah dan menyesatkan seperti anak balita perlu
menghindari makan telur atau daging agar terhindar dari kesakitan
seperti bisul. Padahal  protein  hewani  sangat penting untuk membentuk kecerdasan  anak. 

Di  lain pihak  orang tua  cenderung
mengabaikan makan sayur dan buah  serta lebih menikmati hidup
dengan makan makanan  tinggi  protein  dan  lemak.  Perilaku ini
akan meningkatkan risiko penyakit-penyakit degeneratif seperti
jantung, stroke dan lain-lain.

 
Tantangan  yang besar untuk memperbaiki gizi rakyat  Indonesia
menuntut penanganan yang lebih inovatif sekaligus terpadu,
karena didominasi oleh faktor pengetahuan, sikap dan perilaku
yang keliru  dan sudah  mengakar di masyarakat.  Untuk itu
diperlukan kerja keras sekaligus terobosan untuk  menumbuhkan
pengetahuan, sikap dan perilaku yang lebih merefleksikan
kesadaran gizi  yang baik, antara lain ditunjukkan oleh pola
konsumsi makanan yang baik sejalan dengan penerapan aktifitas
fisik yang cukup dan teratur. 


Pengetahuan, sikap, dan perilaku  tentang pola konsumsi makanan
dan aktivitas fisik  harus menjadi norma sosial sehingga
keberadaannya bisa lebih kokoh dan aktif berkembang di
masyarakat secara berlanjut. Untuk itu,  dilaksanakan  Gerakan
Nasional Sadar Gizi Menuju  Manusia  Indonesia Prima. 

Dengan fokus  intervensi gizi 1000 hari pertama kehidupan,  Terbukti cost-effective untuk mencegah dan mengatasi gizi kurang,
dan melalui kerjasama para pemangku kepentingan  (pemerintah, swasta, dan masyarakat).  Upaya lainnya untuk memperbaiki status gizi  adalah  terjaminnya ketersediaan pangan, pendidikan perempuan, kesetaraan gender, dan suplai air bersih.

 
jadi untuk awalan diskusi gizi kita hari ini , bagaimana pendapat rekan rekan setelah membaca pembukaan diatas, tambah paham atau tambah tidak paham, semoga bisa mengerti ya dan pada akhirnya ikut mendukung segala upaya untuk memperbaiki GIZI dalam 1000 hari pertama kehidupan yang akan lebih lanjut dikupas dalam Part 2 ... trimakasih sudah membaca

referensi :
1.  PANDUAN GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI  MENUJU MANUSIA INDONESIA PRIMA 2011-2014
2.  http://nutrisiuntukbangsa.org/gerakan-gizi-1000-hari-menuju-indonesia-prima-mencerminkan-betapa-spesialnya-seorang-ibu/


Tidak ada komentar: