4.10.10

Perlunya merubah "Mind Set" para pembuat kebijakan dan masyarakat luas tentang arti "SEHAT"

Pengertian & pola pikir lama yang terus dipakai hingga kini :
  1. Sehat adalah keadaan tidak terjadinya sakit ( konsep negatif , menggunakan ungkapan "negatif" dan merupakan kata negatif yang tidak diinginkan orang yaitu "menjadi sakit"
  2.  Indikator yang biasa digunakan untuk melaporkan kondisi kesehatan juga didominasi oleh indikator negatif , contoh : Angka Kesakitan (Morbiditas); Kematian (Mortalitas).
  3. Fokus utama kegiatan/ Intervensi yang dilakukan adalah didominasi bidang Kuratif ( pengobatan ), dengan tujuan utama mengurangi angka kematian dan kesakitan , namun sering mengesampingkan usaha-usaha untuk mencegah penyakit timbul , minimnya pengarahan sumber daya maupun biaya dalam bidang pendidikan kesehatan / perbaikan lingkungan dan sebagainya yang sebagai hulu pencegahan sumber penyakit timbul.contoh nyata: dominasi semakin canggihnya sebuah RS dan semakin ahli dan mahalnya biaya berobat kepada dokter dokter Sub-Spesialis , sementara contoh nyata lingkungan sekitar rumah sakit itu sendiri semakin kumuh dan banyak warga yang sakit tidak mampu mengakses biaya berobat ke RS tersebut dan kurangnya kerja sama maupun keseriusan dalam membantu mendidik masyarakat kurang mampu tersebut dalam usaha-usaha pencegahan penyakit & tetap sehat.
  4. Pembuat kebijakan maupun pemilik modal bahkan dunia pendidikan masih beranggapan bahwa Tangggung Jawab Kesehatan adalah semata-mata tanggung jawab Organisasi/ Departemen Kesehatan saja.  Tidak memperhitungkan bahwa Departemen/ Lembaga Swasta manapun dalam membuat keputusan sangat bisa mempengaruhi lingkungan dan kesehatan. Misal keputusan Meningkatkan lagi Penjualan kendaraan bermotor untuk memenuhi target tanpa meninjau lagi tingginya polusi dari kendaraan bermotor yang mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan, dll . Keputusan tidak perlu memperbaiki jalan sub kabupaten karena tidak pernah dilewati bupati, padahal sulitnya akses jalan membuat keterlambatan rujukan kasus kegawatan di Puskesmas daerah seperti Kehamilan Resiko Tinggi ,dll sehingga tidak heran Infrastruktur Indonesia yang parah berkontribusi terhadap sulitnya menurunkan Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate ) di Indonesia.
Pengertian & pola pikir baru yang perlu nyata diterapkan :...

  1. Sehat bukan semata tidak sakit, karena pengertian sakit tidak boleh sempit, tapi sehat adalah kondisi sejahtera dalam hal fisik, mental, sosial bahkan spiritual . Ini berarti ada pengertian yang positif.
  2. Indikator yang digunakan adalah indikator positif, misalnya : Cakupan air bersih , cakupan penghijauan, Cakupan akses gizi seimbang pada anak sekolah dasar, dll. 
  3. Kegiatan intervensi yang dilakukan bersifat menyeluruh : metode kuratif tidaklah dihilangkan, namun konsentrasi juga berimbang pada metode preventif dan promotif ( pencegahan dan promosi kesehatan ), diterapkannya usaha-usaha bahkan dana dan sumber daya manusia secara berkesinambungan dalam usaha-usaha sosial ekonimi yang dapat membuat lingkungan menjadi lebih bersih, lebih banyak air jernih, lebih banyak udara bebas asap kendaraan bermotor, lebih banyak pepohonan dan taman, contoh-contoh tadi adalah usaha nyata "Policy Maker" yang memihak pada upaya-upaya dukungan agar masyarakat dapat melakukan kebiasaan-kebiasaan sehat karena telah mempunyai lingkungan dan kebijakan yang sehat.
  4. Semua departement harus sadar dalam bekerja dan mengambil keputusan, untuk mengingat adakah efek yang timbu dari keputusannya itu kurang berwawasan kesehatan dan lingkungan, setiap bagian dalam masyarakat berperan serta dalam mewujudkan wawasan sehat yang nyata, Jadi upaya untuk menjadikan Indonesia sehat tidak hanya kewajiban Departemen/Institusi kesehatan semata tapi kewajiban semua pihak terutama para pembuat kebijakan dan pemilik modal/usaha. 

3 komentar:

om rame mengatakan...

kebanyakan rumah sakit hanya sebagai sarana baLai pengobatan aja, namun di baLik itu justru terkadung haL yang Lebih penting. yakni, penting memberi pendidikan kepada si pasien agar bisa memberikan upaya pencegahan supaya kasus (penyakit) serupa dapat diminimaLir untuk tidak terjadi Lagi, begitupun pada efek samping dari obat2an.

johan knowledge mengatakan...

@OmRame, iya om, kelak harapan rumah sakit itu hanya poendukung saja untuk menangani kasus yang terlambat untuk dilakukan pencegahan, namun kelak harapannya ada Rumah Sakit tanpa dinding atau malah Rumah Sehat dimana masyarakat dan tenaga kesehatan dan juga pemerintah bergotong-royong mencegah seseorang menjadi sakit melalu segala yg bisa diubah dan nyata dikerjakan, bukan iklan/aturan kosong semata.

om rame mengatakan...

beberapa artikeL mengenai Askep sudah saya simak. sebenarnya fungsi rumah sakit sangat Luas untuk menangani seputar kesehatan, termasuk mengenai memberi pendidikan kesehatan kepada pasien, tujuannya paLing tidak agar penyakit serupa ataupun yang berkaitan tidak di idap Lagi oLeh pasien tersebut.
tetapi berdasarkan pengaLaman sehari-hari yang kerap berhubungan dengan rumah sakit, kiranya itu hanya suatu teori isapan jempoL semata. semoga tidak terjadi lagi untuk perbaikan2 di masa yang akan datang.